Saat itu aku berumur 9 tahun dan duduk di bangku kelas 4 SD, tahun yang kelam, satu tahun yang merubahku menjadi gadis kecil yang memiliki rasa benci terhadap semua orang termasuk orang tuaku.
Semuanya dimulai saat aku menempati kelas baru dan bertemu dengan teman-teman yang menurutku, mereka ramah. Hari pertama seperti biasanya setiap murid memperkenalkan diri dan saling bertukar stiker sebagai tanda perkenalan dan stiker yang aku kumpulkan cukup untuk satu halaman di buku stikerku, aku adalah gadis kecil yang ingin memiliki banyak teman, disaat yang bersamaan aku bertemu dengan sahabatku Airin. Aku dan dia seumuran, kami sering bermain bersama dan kebetulan dia adalah murid ibuku yang sehari-hari berkeliling rumah untuk mengajarkan piano klasik. Ibuku adalah seorang guru piano.
3 hari setelah perkenalan, entah kenapa semua teman sekelasku membenciku, mereka membenciku tanpa alasan yang jelas, tidak hanya di sekolah, aku di siksa di bus antar jemput sekolah yang setiap hari aku tumpangi. hari demi hari mereka selalu punya cara untuk menyakitiku. Sejak hari itu aku selalu menyakiti diriku sendiri sebagai alasan untuk tidak pergi ke sekolah. Namun, orang tuaku tetap memaksaku dan menyeretku ke sekolah. Aku tidak pernah memberi tahu orang tuaku apa yang aku alami, karena mereka mengancam akan mengeluarkan aku dari sekolah. Saat itu kehidupan ekonomi keluargaku cukup kurang dan akan susah jika harus pindah sekolah. Mereka, orang-orang yang membenciku ini adalah sekumpulan anak-anak kaya yang dengan uang bisa dengan mudah melakukan apa saja.
Suatu pagi di bus antar jemput sekolah, aku duduk di kursi paling belakang, dan tiba-tiba mereka manghampiriku dan menamparku dengan keras, tidak hanya itu, mereka menarik rambutku dan memukul keningku menggunakan karet gelang. Saat itu tidak ada yang melindungiku, mereka mengancam akan melakukan hal yang sama jika ada satu orang yang mencoba melindungiku, dan pada akhirnya aku tidak memiliki satu orangpun teman. Termasuk Airin yang mulai menjauh dariku.
Dari mulai membuat aku sebagai pencuri di kelas, mereka menaruh barang mewah di tasku dan melaporkan pada kepala sekolah bahwa aku yang mencuri, lalu menyiramku dengan air comberan, membiarkan aku berjalan kaki ke rumah karena meninggalakan aku saat pulang sekolah, membuatku berdiri di tengah jalan yang nyaris membuat aku tertabrak mobil, menjatuhkanku dari tangga, membakar buku tugasku agar aku dihukum didepan kelas oleh guru, melemparkan bubuk kapur ke rambutku, mengunciku dikamar mandi sekolah, dan masih banyak lagi.
Semua yang mereka lakukan, semua penderitaan yang aku alami membuahkan hasil yang buruk, nilai-nilaiku menurun, mentalku rusak, aku menjadi pendiam, aku takut bersosialisasi dan aku sering membentak orang tuaku bahkan aku pernah menyiksa adikku. Aku lampiaskan kemarahanku kepada semua orang yang ada di rumahku, bisa dikatakan saat itu aku mengalami gangguan jiwa. itu yg sempat dikatakan orang tuaku. aku lebih senang menyediri daripada berbicara dengan orang lain, emosiku tidak stabil dan aku sering terbangun karena ketakutan akan disiksa.
1 tahun akhirnya berlalu dan aku tidak mendapat apa-apa, aku tinggal kelas dan harus mengulang lagi dikelas 4 SD. Aku pindah ke sekolah yang baru dengan perasaan yang takut akan diperlakukan sama seperti dulu. Pikiranku salah, di tempat yang baru aku memiliki sahabat yang sampai sekarang masih menemaniku.
Tahun yang kelam itu sampai hari ini masih terus menjadi mimpi buruk yang tidak pernah aku lupakan,satu rahasia yang hanya aku sendiri yang tau. dan sampai hari ini aku tidak pernah tau alasan yang membuat mereka membenciku.
No comments:
Post a Comment